Rabu, 22 Oktober 2008

PARADIGMA KEBUN

by: Edy Lasmbayadi

Berbicara mengenai kebun, bagi kebanyakan orang akan beranggapan ada cangkul dan caping, tanpa standarisasi lain yang bersinggungan dengan modrenisasi. Paradigma ini yang tentunya sangat naif dan mindset yang dangkal sekali. Namun demikian perspektif ini bukan berarti keliru-keliru amat, karena memang alat-alat tersebut cukup familier di duniakebun/perkebunan.

Namun kiranya dalam headline ini saya ingin mengajak pembaca bahwasanya di dunia kebun yang notabene jauh dari keramaian dan cendrung "memihak keterasingan" bukan berarti "saujana" teknologi tidak menghampiri. Para pengambil keputusan kebun umumnya pemilik kebun, pekerja kebun di level supervisi keatas, atau toke-toke kebun kerap mengunakan akses internet untuk memantau perkembangan kebunnya, atau pergerakan harga pasar komoditi. Jadi Laptop atau komputer jinjing sekelas Sony Vaio atau Lenovo bukan barang langka lagi di seputar kobun (dialek orang kita batak bilang). Apalagi di zaman "nayaris tanpa sekat" ini, di sudut manapun sinyal-sinyal komunikasi mobile hampir seluruh terhampiri. Lantas "keterasingan" atau aliensi nyaris tak tertohok lagi tentunya. Di Perusahan Perkebunan Besar, apa lagi..., system report dan evaluasi Performance bukan hal baru lagi menggunakan akses internet , dimana server-server pengakses banyak terpasang di "kandang" kebunnya. Kebunpun bisa berubah jadi komunitas millis bagi penggandrung komunikasi dunia maya yang stay di lingkungan kebun.

Di sektor pendidikan orang kebun juga tidak mau kalah, beberapa Perusahaan Perkebunan yang care terhadap pencanangan kemajuan pendidikan banyak membantu melalui devisi Community Development (CD). Ambil contoh, seperti Pendirian sekolah unggulan atau membantu sekolah yang sudah berdiri dengan penambahan infrastruktur dan fasilitas-fasilitas pendidikannya. Hal ini merupakan salah satu program untuk memajukan masyarakat pekebun di sektor sumber daya manusia. Demikian juga dengan bidang olah raga, seingat saya waktu tinggal di Perkebunan daerah Sumut, tidak sedikit pemain Inti PSMS Medan mencomot dari club-club Sepak Bola yang dibina oleh Perusahaan Perkebunan. Tidak banyak berbeda dengan di Jambi ini_pun demikian adanya.

Paradigma kebun yang kerap menyembunyikan keterasingan kelihatanya harus sudah di up grade dengan kondisi pranata yang lebih kompleks lagi meskipun tidak sekomplek pranata sosial di perkotaan. Bahkan tidak jarang dengan lahirnya komunitas-komunitas kebun akan melahirkan pertumbuhan sektor ekonomi baru bagi berkumpulnya pedagang-pedagang sehinga terbentuk komunitas kota baru yang hadir di lingkungan tersebut. Bisa di bilang masyarakat kebun salah satu drive untuk memajukan sektor lain.

Kebun adalah salah satu miniatur dari pelbagai kegiatan masyarakat agraris di Indonesia, di sini pula banyak menciptakan masyarakat yang dapat menyumbangkan devisa bagi negara dan atau masyarakat yang menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat lainnya. Kebun juga merupakan salah satu penompang fondasi finansial ekonomi bangsa, yang memiliki nilai komparatif dari berbagai komoditi yang di hasilkan. Sawit, Karet, kopi, teh, ataupun komoditas yang lain cukup memiliki bergainning comodities dan market share di pasaran luar negeri, walaupun kita harus up grading dan improve lagi untuk menghasilkan product yang lebih baik.

Banggalah menjadi pekebun, karena di situ akan ada kompetensi dan exellence diri untuk pengembangan sektor perkebunan di negeri ini. Sejatinya kebun adalah bagian ladang ekspresi dan aktualisasi diri, ibarat pemain bola, kebun adalah lapangan bertanding untuk menciptakan gudang prestasi dalam kanca laga, laksana pembalap F1, kebun adalah sirkuit yang mengasyikkan untuk menciptakan pole position dan hattrick dalam suatu kompetisi. Seyogianya mari kita ciptakan kebanggaan sebagai pekebun sejati yang selalu mengedepankan produktivitas baik produktivitas kepribadian maupun komoditi. Bravo Kebun Kita...........


2 komentar:

  1. wah, hebat nian apak ko,lai ado tulihan yang ancak lai pak...suko bana urang awak mancaliak isi tulihan apak ko..salamet pak yo..taruih la manulih.....

    BalasHapus
  2. sebuah karya luar biasa dari seorang filsuf yang terdampar di perkebunan. kehidupannya sangat jauh dari peradapan...namun, maha karya ini begitu fantastis untuk di baca,..suatu pemikiran luar biasa dari seorang yang sederhana..sukses terus co..terus lah berkarya demi bangsa dan negara..kamu tahu?..ibu pertiwi tersenyum padamu..
    created by, hans

    BalasHapus