Jumat, 31 Oktober 2008

TANDAN KOSONG SEBAGAI ALTERNATIF PEMENUHAN KEBUTUHAN UNSUR HARA TANAMAN KELAPA SAWIT

By : Edy Lasmayadi

Pendahuluan
Pabrik kelapa sawit menghasilkan limbah tandan kosong (tankos) 20 – 23 % dari jumlah tandan buah segar (TBS) yang diolah. Pada saat ini sebagian tankos masih dibakar pada incinerator di PKS sehingga tidak memberikan value added yang berarti. Tetapi proses tersebut kedepannya tidak akan ditolerir lagi karena pertimbangan isu sentral lingkungan hidup dengan klausal dampak global lingkungan yang ditimbulkannnya.

Menyikapi hal tersebut pemanfaatan tankos sebagai bahan alternatif untuk kesuburan tanah di perkebuan kelapa sawit merupakan salah satu solusi dalam penanganannya. Dari perspektif agronomi treatment mulsa tankos yang diaplikasi di kebun, selain menambah unsur hara juga akan meningkatkan kandungan bahan organik yang sangat diperlukan bagi perbaikan sifat fisik dan chemistry tanah. Dengan meningkatknya bahan organik tanah maka struktur tanah semakin mantap dan kemampuan tanah menahan air akan bertambah baik. Sehingga akan berdampak positip terhadap pertumbuhan akar tanaman dan penyerapan unsur hara di dalam tanah. Disamping itu pemberian tankos juga dimaksudkan untuk mencegah terjadinya erosi dan pencucian unsur hara (leaching).

Berdasarkan content hara, setiap ton tankos memiliki kandungan N,P,K dan Mg berturut-turut setara dengan 3 kg Urea, 0,6 kg CIRP, 12 kg MOP dan 2 kg Kieserit. Dengan demikian satu unit PKS kapasitas terpasang 30 ton tbs/jam atau 600 ton tbs/hari akan menghasilkan pupuk N,P,K dan Mg berturut-turut setara dengan 360 Kg urea, 72 Kg CIRP, 1.440 Kg MOP dan 240 Kg Kieserit.( Long, et.al in PL. Tobing 1998)

Sementara itu menurut kajian Tun Teja 1991 kandungan unsur hara yang terdapat dalam tankos adalah sebagai berikut: K = 2,13 % setara dengan 12,78 kg MOP; Ca = 0,18 %, Mg = 0,17 % setara dengan 0,46 kieserit ; Mn = 0,63 %, P205 = 0,14 % setara dengan 0,5 kg CIRP , Fe = 0,59 %, dan Na = 0,59 %.

Melalui kegiatan mikroorganisme tanah atau proses mineralisasi unsur hara yang terdapat pada tankos akan dikembalikan ke dalam tanah. Namun unsur tersebut tidak sepenuhnya dapat diabsorbsi /diserap oleh akar tanaman. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa hal :

v Unsur N termobilisasi (digunakan oleh mikro organisme tanah untuk menunjang kelangsungan hidupnya), tercuci air perkolasi kelapisan tanah yang lebih dalam.

v Unsur P termobilisasi dan berubah menjadi senyawa yang sukar larut, sehingga lambat ketersediannya untuk diserap oleh tanaman.

Persentasi hara yang termobilisasi mengendap dan tercuci dari masing-masing unsur yang berasal dari mineralisasi tankos belum diketahui secara tepat. Namun jumlah unsur hara Kalium dan Magnesium yang tersedia bagi tanaman cukup menunjang pertumbuhan dan produksi tanaman. Hal ini dapat dilihat pada result percobaan yang dilakukan Loong di Malaysia dan MM. Siahaan di Indonesia, dimana pupuk N dan P masih di aplikasikan sebagai pupuk tambahan sementara pupuk K dan Mg tidak diberikan lagi. Namun beberapa literatur mengatakan aplikasi ekstra hanya di berikan pada pupuk Urea saja.

Aplikasi tankos di lapangan
Aplikasi penebaran tankos diareal tanaman menghasilkan dilaksanakan dengan penebaran merata di gawangan hingga ke pinggir piringan pada jarak -+ 2 meter dari pangkal batang (agar tidak mengganggu aktivitas panen). Tankos disusun selapis untuk mencegah agar tidak menjadi sarang kumbang Oryctes. Hasil pengamatan menunjukan dalam waktu 7-10 bulan tankos sudah mengalami dekomposisi /pelapukan dan menyatu dengan tanah.

Kebutuhan tankos dalam setiap hektarnya adalah 65 ton atau rata- rata distribusi tankos sebanyak 500 kg/ pokok .Tofografi lahan sangat berpengaruh terhadap prestasi kerja penebar tankos. Norma rata-rata tenaga kerja dalam mengaplikasikan tankos dilapangan adalah 2.000 kg.

Komparasi kandungan hara & analisa biaya tankos vs pupuk compound
Dengan kaidah minimal kandungan hara tandan kosong tersebut diatas, apabila dikomparasikan dengan unsur hara pupuk NPK Compound (pupuk yang cenderung di aplikasikan dikebun) dan analisa biaya aplikasi dapat dilihat pada tabel berikut:

1. Perbandingan kandungan hara

Uraian

Dosis

Kandungan Hara (gram)

N

P

K

Mg

Tankos

NPK

500 Kg/Pk

6.5 Kg/Pk

-

845 (13 %)

700 (0,14 %)

520 (8 %)

10.650(2,13 %)

1.755 (27 %)

850 (0,17 %)

260 (4 %)

2. Analisa biaya aplikasi tankos (Rp/ha/thn)

Uraian

Transport/Bahan

Aplikasi

Total

Tankos

NPK

Selisih

14 x 500 x 130 = 910.000

2.810 x 6.5 x 130 = 2.374.450

(1.464.450)

9 x 500 x 130 = 585.000

42.000 x 2 = 84.000

501.000

1.495.000

2.458.450

(963.450

Catt: Asumsi biaya transport = Rp.14/kg.
Nilai HOK/hari = Rp. 21000/kg
Aplikasi Tankos Rp. 9/kg
Asumsi harga pupuk
(thn 2007) = Rp. 2810/kg
Tankos hasil PKS kebun sendir
i

Tabel 1. diatas menginformasikan, dengan dosis rekomendasi bahwa kandungan hara P, K dan Mg yang terdapat dalam tankos masih bisa memenuhi kebutuhan hara yang diperlukan oleh tanaman. Bahkan untuk unsur Kalium menampakkan content yang cukup tinggi.

Tabel 2. Menginformasikan, biaya yang dikeluarkan dalam pengaplikasian tankos masih lebih rendah dengan selisih harga Rp. 963.450. Dengan asumsi tersebut penambahan pupuk ekstra Urea sebanyak 1.877 kg/pk (hasil penyetaraan kandungan N pada pupuk compound) masih layak diaplikasikan. Dimana kalkulasi total selisih biaya setara dengan 3,8 kg Urea/pk.

Jumat, 24 Oktober 2008

Bocah afdeling ...


Puisi Tukang Kebun by : Edy lasmayadi

di entitas penuh kawan si goby menyergah:" dimana ibuku"
aku menjawab lirih, di kebun...
goby gontai, karna rasa lapar mulai menggrogotinya


disuasana terik yang menyengat, bibirnya kering tak brsahabat
sembari aku mengelus aktivitasku, terpecik iba memoles kalbu
kugerakkan rasa menyambut prahara goby, untai tanganku mendekap
seteguk air, kuulurkan untuk membasahi kronkongannya
Oase srasa ditemukannya sambil mengangguk isyarat lega
goby terduduk dalam termenungnya mnghayal menerawang awan


usai sekolah yang ditempuh agak jauh dari kediamannya
goby anak klas 2 sekolah klas jauh selalu ditemani ketebatasan fasilitas
yang dia tau hanya sebatas alfabet tanpa bisa merangkainya
pesan sang ibupun tak dapat dimaksudkannya


Kuhampiri di kelusuhanya, dan kubacakan pesan yang ditorekan di secarik kertas dipintu rumahnya
" ibu kutip brondolan di ancak bapak"
Kuelus kepala sigoby, sebungkus wafer kuberikan padanya,
dikesayupan matanya ia membuka dan melahapnya


Tak lama waktu berselang ia pun tertidur dipenungguannya
aku melihat tubuh kecilnya bersandar di suatu komunitas afdeling
mungkin banyak lagi goby- goby lain yang menunggu di
kesendirianya, korban pencarian nafkah yang harus digapai orang tuannya.

*afdeling= Pemukiman karyawan didaerah perkebunan

afdeling juni 04

KELAPA SAWIT, IMPIAN INDONESIA

by: Edy Lasmayadi BR

Pembangunan pertanian merupakan perkembangan sistem pertanian baik dari segi teknis maupun ekonomis, yang notabene perkembangan infrastruktur dalam pertanian. Komitmen penjaga gawang pertanian dalam hal ini pemerintah seyogianya menjadi center line untuk tetap merencanakan dan merealisasikan maping pertanian dalam arti luas.

Kelapa sawit salah satu tanaman produktif yang dikembangkann secara “menasional” dua dasawarsa belakangan ini mendapat atensi serius secara bisnis dipasaran dunia. Market share tanaman ini sangat kompetitif dan derivat produk yang sangat bervariatif.

Apabila disinggungkan peningkatan perkembangan kelapa sawit terhadap perkembangan pertanian, tentunya pada dataran ini central diskursus lebih menitik beratkan pada kepedulian atau perhatian pemerintah terhadap kultur teknis dan tataniaga perkelapasawitan di Indonesia.

Dream of Indonesia

Impian adalah cita-cita yang tentunya harus ada power hasrat untuk merealisasikannya. Mengutip tersiar kabar dari pertemuan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) di jakarta obsesi Indonesia menjadi eksportir CPO terbesar di dunia pada tahun 2010. Keinginn ini perlu disambut baik dan positip, Karena apabila hal ini bisa direalisasikan dapat meningkatkan pembangunan pertanian di Indonesia melalui devisa yang dihasilkan-karena sekitar 70% poduksi CPO merupakan di eksport keberbagai negara. Dan tak pelak lagi penyerapan tenaga kerja pada sektor ini-pun akan meningkat.

Berkiblat dari impian ini, tentunya tidak semudah membalikan telapak tangan untuk mewujudkannya. Perlu di impoved profesionalitas menejemen bisnis maupun menejemen pemerintahan, Karena dalam membangun perkelapasawitan di negri ini diperlukan sinergisitas simultan antara pihak swasta (dalam hal ini pengusaha) dan pihak pemerintah ( yang diwakili Deptan).

Pemerintah serius dong...

Tidak ada negara terbelakang, yang ada hanya ketidakberesan atau ketidakseriusan dalam memerintah. Ingat ucapan tersohor dari Alfred Druker.Jika kita ingin mewjudkan impian terdepan dalam perkelapasawitan, tidak ada pilihan selain keseriusan dan kesungguhan untuk melakukannya.

Sebagai flashback, lihatlah masih banyak penanganan dan aturan kurang jelas mengenai kultur teknis dan tataniaga kelapa sawit. Petani kesulitan dalam mendapatkan benih unggul. Black order di balai penyediaan benih, bibit palsu dll. Tataniaga yang kelampun masih kerap kita temukan, harga sawit yang tidak kompetibel, pemangkasan TBS akibat salah kelolah pendirian izin PKS tanpa estate, kemurnian CPO yang disulap dan sebagainya.

Dengan sedikit contoh tsb kirannya masih banyak pekerjaan rumah pemerintah yang harus diselesaikan guna menyongsong impian di 2010. Beberapa hal yang perlu mendapat atensi untuk mewujudkan impian tsb antaranya :

1. Penyedian bibit unggul

Pemerintah perlu serius terhadap perkembangan teknologi dan penelitian genetika benih agar dihasilkan benih bermutu. Dalam hal ini bisa bekerja sama dgn pihak swasta dalam mendirikan pusat penelitian.Karena balai yang ada hingga saat ini belum mampu menyediakan seluruh benih yang dibutuhkan oleh konsumen (petani & perusahaan perkebunan), sehingga menimbulkan tingginya harga benih. Malah menurut catatan banyak masuknya benih import dari negara jiran Malaysia untuk pemenuhan kebutuhan.

2. Penyediaan informasi terpercaya dan up to date,

Tentang perkembangan budidaya kelapa sawit. Bentuknya bisa seperti leafeat atau folder yang di bagikan instansi pemerintah via Disbun ke petani atau perusahaan.Di samping calender even program traning yang difasilitasi oleh Disbun.

3. Penyediaan pupuk dan tataniaga pupuk

Mata rantai perdagangan pupuk perlu direview, guna menghidari kelangkaan dan variatifnya harga dipasaran. Subsidi pupuk yang tidak tepat sasaran. Untuk itu pelu dilakukan terobosan baru untuk pemasaran pupuk, seperti pengturan lalulintas perdagangan lokal, yakni perlu diatur perdangan perzona seperti zona Sumatra, Jawa, Kalimantan, Papua, Sulawesi dll. Sebagai konsekuensi perlu pemerintah menggandeng pihak swasta untuk mmbangun lagi pabrik pupuk pd daerah yang berpotensi. Dengan demikian subsidi pupuk dapat saja dihilangkan, dengan kompensasi pembangunan pabrik dan harga di tentukan mekanisme pasar.

4. Memperbaiki tataniaga penjualan TBS dan CPO.

Transaksi ini perlu dipantau efektif guna menghindari persaingan pasar yang tidak sehat, apalagi penerapan harga yang ditetapkan pengusaha pabrik CPO yang tidak memiliki estate/kebun. Pemerintah haus menetapkan floor price (harga dasar) dan ceiling price (harga tertinggi). Apalagi market harga yang ditetapkan tidak berada pada kisaran yang ditetapkan tadi, maka harus ada regulasi sanksi yang dijatuhkan. Terlebih pada pabrik yang tidak memiiki kebun, pemeritah harus memberikan deat line/batas waktu membangun kebun guna memasok kebutuhan pabriknya. Disamping itu pemerintah juga harus mengontrol etika bisnis yang dijalankan oleh pengusaha, seperti pengkalibrasian dan check control alat timbangan, serta mengamankan rantai pemasaran yang sudah carut arut karena ulah spekulan dan broker “tukang pangkas” TBS.

5. Perluasan areal perkebunan kelapa sawit yang tertata dan terprogram

Status tanah dan kepemilikan tanah yang ada pada saat ini banyak berada pada daerah abu-abu harus mendapat perhatian yang serius dai pemerintah. Kepemilikaan lahan masyarakat, hutan produksi, hutan pencadangan lahan banyak yang tidak sinkron dengan tata ruang pemerintahan daerah. Banyak lahan yang telah beralih fungsi dan terokupasi masyarakat setempat. Hal ini tentunya sangat meyulitkan bagi pengembang perkebunan untuk membuka lahan atau berinvestasi. Pemda seyogianya harus mereview tata ruang dengan instansi terkait (BPN, dinas perkebunan, dinas kehutanan.

6. Penyedian kredit untuk perkebunan kelapa sawit

Pegucuran kredit pola plasma di awali sekitar era 80-an, pada masa orde baru pencanangan ini banyak membantu rakyat kecil yang memiliki lahan tetapi tidak mampu mengelolahnya (pola KKPA). Diera ini pola kredit tersebut tidak digulirkan lagi. Flash back ini kiranya akan membuat pemerintah dapat mengevalusi ulang step yang telah dijalankan dan mereaktualisasikannya kembali. Banyak contoh keberhasilan petani plasma yang telah merasakan prograam ini. Namun ada baiknya program ini tetap di improve dan disupport dalam menjalankannya.

Telaah perspektif pembangunan pertanian khususnya dalam mencanangkan Indonesia menjadi eksportir CPO terbesar ini, sekali lagi ditekankan perlu sinergisitas tri lateral (Pemerintah, masyarakat dan pengusaha), untuk mewujudkannya. Disamping kesungguhan dari semua pihak, saya percaya tidak ada yang tidak bisa kita lakukan kalau semua pihak berada pada keinginan dan cita-cita mulia. Jayalah sawitku di Indonesiaku.

jambi 18 Juli 05

FUNGSI FERTILIZER


Created by: Edy Lasmayadi

Pupuk : adalah suatu bahan yang mengandung unsur hara yang diperlukan tanaman untuk memenuhi kebutuhan satu atau lebih unsur hara untuk perkembangan dan pertumbuhan secara maksimal.

Unsur hara (Nutrisi): unsur kimia yg diperlukan tanaman utk perkembangan & pertumbuhan optimal. Terdapt 16 unsur tanaman yaitu: C, H ,O ,N, P, K, Ca, Mg, S, B, Cl, Cu, Fe, Mn, Mo, Zn.

Unsur hara makro primer: N, P, K. Unsur hara makro sekunder: Mg, Ca, S. Unsur hara mikro: B, Cu, Zn, Cl, Fe, Mn, Mo.]. C, H, O disebut jg unsur hara makro dan sangat banyak di alam (atmosfiR)

PERANAN & SIFAT UNSUR HARA

NITROGEN (N)

Jenis pupuk: Urea [ CO (NH2)2 ] N= 45%, ZA/Zwavelzuur Ammonia [(NH4)2 SO4] N= 21% S= 24%

Peranan

1. menjadikan daun hijau segar dan byk mengandung klorofil yg berfungsi untuk proses fotosintesa
2. mempercepat pertbhan vegetatif (tinggi batang, anakan, tunas)
3. menambah kandungan protein dr hasil tanaman

Sifat: mobil, antagonis terhdp K & Fe. Diserap dlm btk NO3- (pd tanah krg) atau NH4+ (pd tnh basah), khlgan dr tnh mencpai 25-60%

Gejala defisiensi: daun dipercbgan atau pelepah yg di bwh memucat secara menyeluruh.

Status N dlm tanah: <0,20%>0,31 (T)
Status N dlm daun : <2,5%>2,7% (T)

FOSFOR (P)

Jenis pupuk : RP (batuan phospat), CIRP (P= 30-35%), TSP [5 Ca(H2PO4)2 P2O5= 46-48%. SP-36, P2O5= 36% . Mono Ammonium Phospat (MAP), P2O5= 52%, Di Ammonium Phosphat (DAP), P2O5= 46%

Peranan

1. memacu pertbhan akar 2. Mempercpt pertbhan tanaman terutama pd titik tumbuh, 3. mempercpt pertbhan bunga.4. menambah dy thn dr HPT.

Sifat:

mobil, sinergis dengan serapan N, diserap dalam btk H2PO4-, HPO4-, atau PO4-. Sangat mudah difiksasi Al & Fe. Kehilangan dr tnh sedikit (maksimal 10%).

Gejala defisiensi: Bercak ungu pd daun, tanaman krdil & daun menyempit walaupun masih cukup hijau, produksi tanaman menurun.

Status P dalam tanah; <16>25 ppm (Tinggi)
Status P daun sawit ; <0,155%>0,170% (Tinggi)

KALIUM (K)

Jenis pupuk: MOP (Muriate of Potash) = KCL(kalium klorida= potasim chloride ,K2O = 60%, Paten Kali (Kalium Sulfat= potasium sulfat) [K2SO4] K2O = minimum 30% reaksi masam

Peranan:

1 Meningkatkan turgor tanaman shg tanaman jagur/kuat
2. Katalisator berbagai kegiatan enzim dlm mtabolisme tanaman.
3. Membantu mempertahankan kadar air dlm tanaman
4. Meningkatkan kualitas hasil tanaman.
5. Mengurangi serangan HPT
6. Menstimulir serapan unsur hara lainnya oleh tanamanSifat: mobil, seringkali diserap tanaman dlm jlh brlebihan tp tidak merusak, antagonis terhadap N,Mg & Ca. Snyawanya sgt mdh larut dalam air. diserap dlm bentuk K+ mudah difiksasi mineral liat illit, kehilangan dr tanah berkisar 37-40%.

Gejala defisiensi: daun tu menguning pd bidang diantara tulang daun selanjutnya mnguning & mngering mulai ujung daun.

Status K dlm tanah: <0,40>0,80 m (Tinggi)
Status K dlm daun ; <0,80> 1,00% (Tinggi)

MAGNESIUM (Mg)

Jenis pupuk: Kieserit jerman [MgSO4H2O], MgO= 27%. Magnesium Sulfat [MgSO4H2O] MgO=25-27% btk butiran reaksi masam. Dolomit [CaCo3 MgCO3] MgO min 18% btk tepung reaksi basa.

Peranan:

1. Penyusunan klorofil an translokasi P dlm tanaman, 2 Bersama hara S & P meningkatkan kadar & kualitas minyak pada tanaman 3. Membantu aktivitas enzym dlm tanaman

Sifat:
mobil, antagonis terhadap K, diserap tanaman dlm btk Mg²+, kehilangan dari tanah berkisar 6-41%

Gejala defisiensi:

daun yg lebih tua memucat terus menuning & selanjutnya mengering mulai dr pinggir daun mengarah ke tengah. Pada daun yang terlindung, gejala ini kurang tampak.

Status Mg dlm tanah; <0,30>0,51 me (Tinggi)
Status Mg dlm daun : <0,20%>0,21-0,27% (S), >0,27% (Tinggi)

BELERANG (S)

Peranan:

1 Pembtk enzim & protein/sintesa asam amino 2. Membtk vitamin 3. membantu pembentukan klorofil 4. membantu dalam sintesa gula 5. Bersama P & Mg meningkatkan kualitas/kuantitas hsl minyak.

Sifat:
immobil, diserap dlm btk ion sulfur. Kehilangan dlm tanah cukup banyak.

Gejala defisiensi:
Daun berwarna kuning baik daun tua ataupun daun muda, setlah itu wrna kuning diikuti gejala bercak (nekrosis) teerpencar di daun dan klorosis (memucat) mulai dari ujung daun.

BORON (B)

Peranan:
Dalam metabolisme karbohidrat 2. dalam pembelahan sel 3. Pertumbuhan dan perkembangan serbuk sari

Sifat:
immobil, antagonis terhdp Ca, ketersediaan dlm tanah rendah jk pH terlalu tinggi atau rendah. Kehilangan dari tanah rendah. Kandungan dalam tanah gambut rendah. Diserap dlm btk ion Boron

Gejala defisiensi;
Anak daun memendek, aun tidak membuka, ujung daun rapuh & membtk seperti mata pancing.

Status B pada daun sawit: <12>18 ppm(Tinggi)

KLASIFIKASI PUPUK

1.Berdasarkan jumlah kandungan unsur hara
-Pupuk tunggal: ZA, RP. Pupuk Majemuk NPKMg 12-6-22-3

2. Bedasarkan intensitas kadar hara
-Kadar hara tinggi (>30%): urea (45% N),MOP (60% K2O),TSP (46% P2O5)
-Kadar hara sedang (20-30%) ZA (21%N, 23%S)
-Kadar hara rendah (20%). Dolomit (18% MgO)

3. Berdasarkan asal/pembuatan
-Pupuk alam: pupuk organik (pupuk kandang, pupuk hijau, kompos), RP, Dolomit
-Pupuk buatan: ZA, Urea, TSP, DAP

4. Berdasarkan reaksi kimia
-Bereaksi masam: ZA, K2SO4 (Paten Kali), MgSO4 (Kieserit)
-Bereaksi netral ; Urea, Kcl
-Bereaksi Basa ; RP,NaNO3, Dolomit

Nara sumber:
-
rahmad adiwiganda, Dr
- saifuddin Sarief, Dr

Rabu, 22 Oktober 2008

PARADIGMA KEBUN

by: Edy Lasmbayadi

Berbicara mengenai kebun, bagi kebanyakan orang akan beranggapan ada cangkul dan caping, tanpa standarisasi lain yang bersinggungan dengan modrenisasi. Paradigma ini yang tentunya sangat naif dan mindset yang dangkal sekali. Namun demikian perspektif ini bukan berarti keliru-keliru amat, karena memang alat-alat tersebut cukup familier di duniakebun/perkebunan.

Namun kiranya dalam headline ini saya ingin mengajak pembaca bahwasanya di dunia kebun yang notabene jauh dari keramaian dan cendrung "memihak keterasingan" bukan berarti "saujana" teknologi tidak menghampiri. Para pengambil keputusan kebun umumnya pemilik kebun, pekerja kebun di level supervisi keatas, atau toke-toke kebun kerap mengunakan akses internet untuk memantau perkembangan kebunnya, atau pergerakan harga pasar komoditi. Jadi Laptop atau komputer jinjing sekelas Sony Vaio atau Lenovo bukan barang langka lagi di seputar kobun (dialek orang kita batak bilang). Apalagi di zaman "nayaris tanpa sekat" ini, di sudut manapun sinyal-sinyal komunikasi mobile hampir seluruh terhampiri. Lantas "keterasingan" atau aliensi nyaris tak tertohok lagi tentunya. Di Perusahan Perkebunan Besar, apa lagi..., system report dan evaluasi Performance bukan hal baru lagi menggunakan akses internet , dimana server-server pengakses banyak terpasang di "kandang" kebunnya. Kebunpun bisa berubah jadi komunitas millis bagi penggandrung komunikasi dunia maya yang stay di lingkungan kebun.

Di sektor pendidikan orang kebun juga tidak mau kalah, beberapa Perusahaan Perkebunan yang care terhadap pencanangan kemajuan pendidikan banyak membantu melalui devisi Community Development (CD). Ambil contoh, seperti Pendirian sekolah unggulan atau membantu sekolah yang sudah berdiri dengan penambahan infrastruktur dan fasilitas-fasilitas pendidikannya. Hal ini merupakan salah satu program untuk memajukan masyarakat pekebun di sektor sumber daya manusia. Demikian juga dengan bidang olah raga, seingat saya waktu tinggal di Perkebunan daerah Sumut, tidak sedikit pemain Inti PSMS Medan mencomot dari club-club Sepak Bola yang dibina oleh Perusahaan Perkebunan. Tidak banyak berbeda dengan di Jambi ini_pun demikian adanya.

Paradigma kebun yang kerap menyembunyikan keterasingan kelihatanya harus sudah di up grade dengan kondisi pranata yang lebih kompleks lagi meskipun tidak sekomplek pranata sosial di perkotaan. Bahkan tidak jarang dengan lahirnya komunitas-komunitas kebun akan melahirkan pertumbuhan sektor ekonomi baru bagi berkumpulnya pedagang-pedagang sehinga terbentuk komunitas kota baru yang hadir di lingkungan tersebut. Bisa di bilang masyarakat kebun salah satu drive untuk memajukan sektor lain.

Kebun adalah salah satu miniatur dari pelbagai kegiatan masyarakat agraris di Indonesia, di sini pula banyak menciptakan masyarakat yang dapat menyumbangkan devisa bagi negara dan atau masyarakat yang menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat lainnya. Kebun juga merupakan salah satu penompang fondasi finansial ekonomi bangsa, yang memiliki nilai komparatif dari berbagai komoditi yang di hasilkan. Sawit, Karet, kopi, teh, ataupun komoditas yang lain cukup memiliki bergainning comodities dan market share di pasaran luar negeri, walaupun kita harus up grading dan improve lagi untuk menghasilkan product yang lebih baik.

Banggalah menjadi pekebun, karena di situ akan ada kompetensi dan exellence diri untuk pengembangan sektor perkebunan di negeri ini. Sejatinya kebun adalah bagian ladang ekspresi dan aktualisasi diri, ibarat pemain bola, kebun adalah lapangan bertanding untuk menciptakan gudang prestasi dalam kanca laga, laksana pembalap F1, kebun adalah sirkuit yang mengasyikkan untuk menciptakan pole position dan hattrick dalam suatu kompetisi. Seyogianya mari kita ciptakan kebanggaan sebagai pekebun sejati yang selalu mengedepankan produktivitas baik produktivitas kepribadian maupun komoditi. Bravo Kebun Kita...........