Minggu, 16 November 2008

INDONESIA PASCA PERJANJIAN DAMAI DI HELSINKI FINLANDIA

by: Edy Lasmayadi BR

Konsensus peace agreement antara Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) telah di toreh pada tanggal 15 Agustus 2005, dua hari menjelang hari perayaan kemerdekaan RI ke 60. Momentum ini merupakan sejarah baru dan menjadi guide line politik bagi perjalanan Indonesia baru yang digawangi orde reformasi ini.

Konsideran nota kesepakatan (MOU) yang dibahas dalam pertemuan III pasca pertemuan COHA pada tahun 2003 di Helsinki merupakan result maksimal dan final dalam menyatukan perbedaan politis yang selama ini meruncing. Walaupun banyak pihak mendiagnosa pertemuan ini akan menghasilkan stetment "state in state". Namun setidaknya kita tidak serta merta mendevisikan perdebatan panjang ini pada muara pemahaman pendek terhadap hasil yang telah digulirkan. Kurun waktu hampir 30 tahun dalam masa peperangan yang menghabiskan dana dan nyawa kurang lebih 15.000 orang tewas dalam konflik primordialis tsb.

Penandatangan kesepakatan damai kedua belah pihak, Hamid Awaludin duta dari Indonesia dan Tengku Malik Mahmud mewakili GAM, setidaknya jadi amunisi baru bagi pembangunan masyarakat Aceh khususnya dan Indonesia umumnya. Peristiwa ini diharapkan menjadi tapak tilas akhir dari perdebatan panjang selama perundingan yang telah beberapa kali mengalami chaos.

Sebagai anak bangsa yang seyogianya mengharapkan kemajuan pembangunan bangsa, ada beberapa hal yang setidaknya menjadi atensi dalam menjaga keberlangsungan damai di negeri “tanah rencong”, diantaranya:

1. Kedua belah pihak harus melakukan komitmen bersama dan berjiwa besar menjalankan kesepakatan damai tersebut, meskipun dalam pelaksanaan mendapat back up dan save dari AMM (Aceh Monitoring Mission) yang terdiri dari beberapa negara Uni Eropa dan Asean. Namun apabila di landasi niat baik (good will) dalam kesatuan sebagai bangsa tentunya aplikasi dilapangan akan lebih moderat.

2. Pemerintah Indonesia harus mendapat dukungan kuat dari lembaga-lembaga negara, partai politik, LSM dan segenap rakyat Indonesia. Support ini penting guna mendukung decesion making yang diterapkan oleh pemerintah dalam membangun Aceh dimasa yang akan datang. Sebab apabila kesepakatan dan pembangunan hanya sebagai lip servis,bukan tidak mungkin "pemberontakan" jilid berikutnya akan terbit kembali.

3. Meredam diskursus yang mendiskreditkan perjuangan rakyat Aceh. Hal ini perlu mendapatkan perhatian yang serius sebab jika tidak akan membangkitkan semangat patriotik " veteran" GAM. Demikian juga sebaliknya, GAM juga tidak perlu membuka bab lama tentang eksistensi TNI di Aceh.

4. Saling percaya (trush) antara kedua belah pihak.
Sikap saling percaya perlu di bangun untuk me-recovery Aceh dimasa depan. Jika kondisi ini tidak dijaga, konsensus yang telah dibuat di khawatirkan hanya bersifat temporer saja. RI dan GAM harus sama-sama meyakini akan kebersatuan ini.

Demikian beberapa frame pemikiran yang mengilhami kesepakatan damai ini. Bagaimanapun juga pomeo "civis vacem parabelum" (jika ingin damai bersiaplah untuk perang) masih jadi atmosfir dalam kehidupan manusia dari masa ke masa.

, 16 agustus 2005

Kedatangan Hassan Tiro di NAD

Tulisan diatas adalah pemikiran yang telah saya lewati kurang lebih 3 tahun yang lalu, namun Aceh atau sekarang lebih akrab di sebut Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) tetaplah tanah harapan bagi pejuang eks GAM dan pejuang setia NKRI, yang sama-sama menginginkan perdamaian abadi di negeri serambi mekkah ini.

Usai porak-porandanya negeri ini (baca Aceh) memang masih menyisakan pengalaman tragis dan pilu akibat bencana tsunami yang menyapu bersih sebagian besar daerah pantai pesisir NAD. Strating point pasca bencana super besar yang menelan korban ratusan ribu nyawa (10 kali lipat korban perang saudara di Aceh selama 30 tahun dengan bencana yang hanya memakan waktu tidak lebih dari 1/10 hari saja) ini adalah menyatukan puing-puing rasa yang selama ini berserakan untuk disusun menjadi kerangka tegaknya semangat persatuan dan persaudaraan. Kekuatan energi inilah yang di salurkan untuk membangun negeri rencong ini dengan masa depan yang lebih baik dan tertata lagi.

Kunjungan Wali Nanggroe Mr. Hassan Tiro pada bln Oktober 2008 kemarin banyak di tanggapi berbagai rumor yang muncul di dalam negeri. Kekhawatiran berbagai pihak akan munculnya spirit Aceh Merdeka menjadi satu dasar akan kedatangan Orang nomer satu di lingkungan GAM ketika masih bercokol itu. Banyak orang beranggapan selama stay di Swedia beliau masih aktif menyuarakan Gerakan sparatis ini.

Namun spekulasi dan tuduhan-tuduhan yang tidak mendasar itu seyogianya harus di kubur dalam-dalam. Kita sering kali tersiksa dengan kecurigaan-kecurigaan yang kadang kurang beralasan dan landasan argumentasi yang nisbi sehingga dapat menimbulkan polemik di kalangan birokrat, politisi dan masyarakat umumnya.

Justru kedatangan Mr. Hassan Tiro harus di sambut baik dan tangan terbuka, untuk menunjukkan kepada dunia bahwa kita adalah bangsa yang selalu cinta perdamaian dan bangsa yang konsisten menjaga agreement. Terlepas dari latar belakang dan peran pada masa lampau, seyogianya kita lebih bijak jika lebih membuka roadmap untuk kemajuan /kondusif nya keamanan dan kebersatuan masyarakat di Aceh. Harapannya dengan silaturrahmi-nya Wali Nanggroe ini ke bumi rencong semoga membuka mata dan hati kita bahwa ini semua karena rasa cinta kasih dan kerinduan beliau pada tanah kelahirannya, Aceh.

Positive thinking ini di kedepankan karena ada landasan moral dan tertulis yang telah diperjuangkan oleh pemerintah RI (yang di komandani Hamid Awaluddin) bersama petinggi GAM, yakni Perjanjian Helsinki yang di gelar dan di sepakati bersama pada medio Agustus 2005.

Semoga pihak keamanan dengan profesionalitasnya mampu bekerja sama dengan segenap lapisan masyarakat Aceh guna menciptakan kesejukkan dan perasaan aman. Pembelajaran ini harus di sadari juga bagi para eks personil GAM, bahwa kesatuan dan perdamaian yang sudah terbentuk janganlah tercoreng dan dikotori oleh provokasi pihak-pihak yang tidak menginginkan kenyaman di bumi NAD. Sebagai bangsa besar kita harus kuat dalam persatuan dan kesatuan jangan sebaliknya menumpuk curiga dan dendam berkepanjangan yang melahirkan pepecahan dan permusuhan. Kata kunci yang harus di pahami“Jangan Ada Dusta di Antara kita”.

Jumat, 14 November 2008

EFORIA POLITIK MASYARAKAT KITA


By : Edy Lasmayadi

Bergulirnya reformasi dengan usainya rezim orde baru di tahun 1998, mengawali change image masyarakat terhadap eksistensi politiknya. Kebuntuhan saluran aspirasi yang selama ini mengendus perlahan membuka kran kebungkaman masyarakat saat ini.

Kebebasan berpendapat yang dijamin UUD 1945, meskipun secara eksplisit diterjemahkan sejak dulu, namun eksistensi itu mulai bergerak pada saat ini. Genderang perubahan itu tentunya membawa angin segar bagi peta perpolitikan negara Indonesia. Namun apabila hal ini tidak disikapi secara arif dan bijaksana, bukan tidak mungkin akan menimbulkan tirani baru bagi perkembangan demokrasi. Statemen yang dilontarkan tanpa didukung keakuratan data dan bukti otentik kerap membingunkan serta dapat menimbulkan "devide at impera" dikalangan masyarakat dan memicu kondisi chaos. Eforia ini sebagai konsekuensi logis atas terbelenggunya kebebasan berekspresi, berpendapat yang dibidani secara sistematis oleh rezim orde pembaruan.

Kran pembuka itu bernama mahasiswa

Mahasiswa sebagai agen of change dan gerakan moral (moral force) dalam perjalanan perpolitikan negeri ini, sejak orde lama telah menunjukakan perannya. Kejatuhan rezim Soekarno telah menorehkan sejarah bagi keberadaan peran gerakan mahasiswa. Dengan tema sentral gerakan anti kemapanan, mahasiswa kerap mengkritisi segala kebijakan yang ditelurkan oleh pemerintah. Peristiwa Malari (Malapetaka Limabelas Januari) merupakan salah satu benang merah sejarah mahasiswa dalam menentang kemauan penguasa.

Pada dataran peran mereka (baca mahasiswa) dipenghujung orde baru, 1997 gerakan mahasiswa semakin menghiasi dan menjadi icon bagi pergerakan menjatuhkan rezim yang korup. Seperti padanan bijak “sejarah akan berulang”, kejadian ini seperti potret pergerakan 66, yang juga membawa massage slogan mengganti orde (Orla ke Orba) sedangkan gerakan 98 Orde baru ke orde reformasi.

Dalam banyak pergerakan mahasiswa merupakan salah satu corong yang sangat efektif untuk membawa angin perubahan, meskipun aktor intlektual ini kerap menjadi korban dari proses perubahan yang di perjuangkannya. Beberapa peristiwa terekam telah melahirkan pahlawan pembawa angin perubahan dalam percaturan politik nasional, sebut saja So Hok Gie, Arif Rahaman Hakim, Hariman Seregar, Arif Budiman dan diera 98 seperti Elang Lesmana dan lainnya yang tidak bisa kita sebut satu per satu.

Perubahan yang belum menuai hasil

Lokomotif perubahan ini telah 10 tahun menarik gerbong reformasi pada rel nya, namun signifikansi kemajuan dan kesejahteraan yang dijanjikan belum juga menuai hasil. Banyak keterpurukan negeri ini dalam beberapa sektor yang menjadi variabel peningkatan perekonomian, semisal angka penganguran yang masih relatif tinggi, mahalnya harga sembako, petani yang belum terangkat dari jurang kemiskinan dan lain sebagainya.

Ternyata “madu” reformasi itu masih terasa belum manis di lidah rakyat kita, meski demikian bukan berarti pemerintah saat ini tidak memikirkan dan tidak memiliki program peningkatan kesejahteraan rakyat terhadapnya. Memang tidaklah semudah membalikan telapak tangan, untuk memperbaiki carut-marut kondisi negeri ini, kabinet saat ini harus bekerja keras dan cerdas, bila perlu “tidak tidur” untuk menghembuskan angin perubahan yang belum dirasakan rakyat secara significant. Beberapa program seperti BLT, Pengembangan Masyarakat Mandiri, pendidikan dengan program BOS nya sudah menyentuh di akar rumput (grass root) dan masih intens dan konsisiten dijalankan. Pada dataran positive program yang yang telah ada selayaknya kita support mengenai teknis dan non teknisnya. dengan demikian pengentasan kemiskinan sedikit demi sedikit dapat di tanggulangi

Sejatinya untuk perubahan ke arah yang lebih baik seyogianya semua komponen bangsa harus bahu membahu, dan tidak saling menyalahkan yang pada akhirnya dapat memunculkan sikap nonproduktif untuk kemajuan. Mengkritisi kebijakan dan arah pembangunan tidaklah keliru namun lebih bijaksana jika “mekanisme saling mengingatkan di antara kita” dilakukan lebih elegan dan didasari niat baik, tanpa tedeng aling-aling untuk mencemooh atau tendensi “merendahkan” pihak lain. Kondisi ini dapat berujung menciptakan portal pembenaran/sentimen pribadi atau golongan.

Awan kelabu di langit Indonesia

Hari-hari yang terlewatkan saat ini nyaris dipenuhi aksi demontrasi, di berbagai belahan bumi nusantara ini. Saat membaca koran atau melihat televisi berita tersebut kerap menjadi”suguhan wajib” bagi kita semua. Kalau bukan mengenai demo Ketidakpuasan hasil Pilkada, Silang sengketa di tubuh partai, demo golongan masyarakat Tani prihal klaim tanah, buruh yang gajinya tidak di bayar, LSM yang menentang kebijakan dan masih banyak deretan catatan harian mengenai demontrasi ini.

Di sisi lain keributan yang tak terkendali/anarkis masih kerap disuguhkan oleh kuli tinta pada kita semua. Ada siswa yang tawuran, mahasiswa yang baku hantam di kampusnya dan menghancurkan fasilitas kampus (notabene di bangun dari hasil pajak/uang rakyat), pergolakan pengusuran tanah, sampai-sampai aktivitas yang sangat menghormati sportivitas seperti Liga Sepak Bola Indonesia juga sering di landa keributan. Gejala sosial apa pula yang mendera negeri ini bung?

Awan kelabu yang menyelimuti moralitas bangsa kita, kemungkinan bisa diakibatkan sebagai eforia politik kebebasan yang kebablasan. Kita ibarat kuda lepas dari lasso nya, tidak terkendali dan emosianal. Jangan sampai peristiwa ini menjadi bumerang bagi kehidupan bernegara kita. Meskipun atas nama demokrasi, hal ini bukanlah jalan yang harus kita tempuh. Pergeseran aktualisasi ini jangan sampai menuntut demokrasi yang dibangun mengarah pada paham fasisme. Kita semua, berkewajiban untuk menoreh perubahan ke arah yang lebih baik dan tertata, agar “cuaca cerah” dan kedamaian menyelimuti lagi di langit Indonesia. Penyelenggara negara, kaum cerdik pandai, ulama, politisi, pengusaha, mahasiswa dan apapun pangkat dan gelar yang tersandang mari satukan langkah untuk memperbaiki kondisi carut marut ini. Pesan-pesan moral serta kebajikan segera kita tularkan _ menjadi katalisator kepada generasi penerus. Bangsa ini tidak akan besar apabila ekskalasi perbedaan selalu di kedepankan. Justru bagaimana memandang perbedaan sebagai sesuatu hal keanekaragaman pemikiran & kekayaan budaya yang akan menciptakan keindahan dan dinamisasi dalam berbangsa dan bernegara.

Kiranya konstelasi berpolitik, menyampaikan pendapat dalam kehidupan masyarakat yang berpancasila telah terlupakan untuk diamalkan. Negara kita didasarkan atas KeTuhanan. Agama apapun mengajarkan perdamaian dan saling menghargai antar sesama umat manusia, mari kita tapakur dan merenungkan kejadian yang telah dialami, untuk selanjutnya merealisasikan serpihan perubahan masa depan yang lebih baik, di bumi tercinta ….Indonesia.

Jumat, 31 Oktober 2008

TANDAN KOSONG SEBAGAI ALTERNATIF PEMENUHAN KEBUTUHAN UNSUR HARA TANAMAN KELAPA SAWIT

By : Edy Lasmayadi

Pendahuluan
Pabrik kelapa sawit menghasilkan limbah tandan kosong (tankos) 20 – 23 % dari jumlah tandan buah segar (TBS) yang diolah. Pada saat ini sebagian tankos masih dibakar pada incinerator di PKS sehingga tidak memberikan value added yang berarti. Tetapi proses tersebut kedepannya tidak akan ditolerir lagi karena pertimbangan isu sentral lingkungan hidup dengan klausal dampak global lingkungan yang ditimbulkannnya.

Menyikapi hal tersebut pemanfaatan tankos sebagai bahan alternatif untuk kesuburan tanah di perkebuan kelapa sawit merupakan salah satu solusi dalam penanganannya. Dari perspektif agronomi treatment mulsa tankos yang diaplikasi di kebun, selain menambah unsur hara juga akan meningkatkan kandungan bahan organik yang sangat diperlukan bagi perbaikan sifat fisik dan chemistry tanah. Dengan meningkatknya bahan organik tanah maka struktur tanah semakin mantap dan kemampuan tanah menahan air akan bertambah baik. Sehingga akan berdampak positip terhadap pertumbuhan akar tanaman dan penyerapan unsur hara di dalam tanah. Disamping itu pemberian tankos juga dimaksudkan untuk mencegah terjadinya erosi dan pencucian unsur hara (leaching).

Berdasarkan content hara, setiap ton tankos memiliki kandungan N,P,K dan Mg berturut-turut setara dengan 3 kg Urea, 0,6 kg CIRP, 12 kg MOP dan 2 kg Kieserit. Dengan demikian satu unit PKS kapasitas terpasang 30 ton tbs/jam atau 600 ton tbs/hari akan menghasilkan pupuk N,P,K dan Mg berturut-turut setara dengan 360 Kg urea, 72 Kg CIRP, 1.440 Kg MOP dan 240 Kg Kieserit.( Long, et.al in PL. Tobing 1998)

Sementara itu menurut kajian Tun Teja 1991 kandungan unsur hara yang terdapat dalam tankos adalah sebagai berikut: K = 2,13 % setara dengan 12,78 kg MOP; Ca = 0,18 %, Mg = 0,17 % setara dengan 0,46 kieserit ; Mn = 0,63 %, P205 = 0,14 % setara dengan 0,5 kg CIRP , Fe = 0,59 %, dan Na = 0,59 %.

Melalui kegiatan mikroorganisme tanah atau proses mineralisasi unsur hara yang terdapat pada tankos akan dikembalikan ke dalam tanah. Namun unsur tersebut tidak sepenuhnya dapat diabsorbsi /diserap oleh akar tanaman. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa hal :

v Unsur N termobilisasi (digunakan oleh mikro organisme tanah untuk menunjang kelangsungan hidupnya), tercuci air perkolasi kelapisan tanah yang lebih dalam.

v Unsur P termobilisasi dan berubah menjadi senyawa yang sukar larut, sehingga lambat ketersediannya untuk diserap oleh tanaman.

Persentasi hara yang termobilisasi mengendap dan tercuci dari masing-masing unsur yang berasal dari mineralisasi tankos belum diketahui secara tepat. Namun jumlah unsur hara Kalium dan Magnesium yang tersedia bagi tanaman cukup menunjang pertumbuhan dan produksi tanaman. Hal ini dapat dilihat pada result percobaan yang dilakukan Loong di Malaysia dan MM. Siahaan di Indonesia, dimana pupuk N dan P masih di aplikasikan sebagai pupuk tambahan sementara pupuk K dan Mg tidak diberikan lagi. Namun beberapa literatur mengatakan aplikasi ekstra hanya di berikan pada pupuk Urea saja.

Aplikasi tankos di lapangan
Aplikasi penebaran tankos diareal tanaman menghasilkan dilaksanakan dengan penebaran merata di gawangan hingga ke pinggir piringan pada jarak -+ 2 meter dari pangkal batang (agar tidak mengganggu aktivitas panen). Tankos disusun selapis untuk mencegah agar tidak menjadi sarang kumbang Oryctes. Hasil pengamatan menunjukan dalam waktu 7-10 bulan tankos sudah mengalami dekomposisi /pelapukan dan menyatu dengan tanah.

Kebutuhan tankos dalam setiap hektarnya adalah 65 ton atau rata- rata distribusi tankos sebanyak 500 kg/ pokok .Tofografi lahan sangat berpengaruh terhadap prestasi kerja penebar tankos. Norma rata-rata tenaga kerja dalam mengaplikasikan tankos dilapangan adalah 2.000 kg.

Komparasi kandungan hara & analisa biaya tankos vs pupuk compound
Dengan kaidah minimal kandungan hara tandan kosong tersebut diatas, apabila dikomparasikan dengan unsur hara pupuk NPK Compound (pupuk yang cenderung di aplikasikan dikebun) dan analisa biaya aplikasi dapat dilihat pada tabel berikut:

1. Perbandingan kandungan hara

Uraian

Dosis

Kandungan Hara (gram)

N

P

K

Mg

Tankos

NPK

500 Kg/Pk

6.5 Kg/Pk

-

845 (13 %)

700 (0,14 %)

520 (8 %)

10.650(2,13 %)

1.755 (27 %)

850 (0,17 %)

260 (4 %)

2. Analisa biaya aplikasi tankos (Rp/ha/thn)

Uraian

Transport/Bahan

Aplikasi

Total

Tankos

NPK

Selisih

14 x 500 x 130 = 910.000

2.810 x 6.5 x 130 = 2.374.450

(1.464.450)

9 x 500 x 130 = 585.000

42.000 x 2 = 84.000

501.000

1.495.000

2.458.450

(963.450

Catt: Asumsi biaya transport = Rp.14/kg.
Nilai HOK/hari = Rp. 21000/kg
Aplikasi Tankos Rp. 9/kg
Asumsi harga pupuk
(thn 2007) = Rp. 2810/kg
Tankos hasil PKS kebun sendir
i

Tabel 1. diatas menginformasikan, dengan dosis rekomendasi bahwa kandungan hara P, K dan Mg yang terdapat dalam tankos masih bisa memenuhi kebutuhan hara yang diperlukan oleh tanaman. Bahkan untuk unsur Kalium menampakkan content yang cukup tinggi.

Tabel 2. Menginformasikan, biaya yang dikeluarkan dalam pengaplikasian tankos masih lebih rendah dengan selisih harga Rp. 963.450. Dengan asumsi tersebut penambahan pupuk ekstra Urea sebanyak 1.877 kg/pk (hasil penyetaraan kandungan N pada pupuk compound) masih layak diaplikasikan. Dimana kalkulasi total selisih biaya setara dengan 3,8 kg Urea/pk.

Jumat, 24 Oktober 2008

Bocah afdeling ...


Puisi Tukang Kebun by : Edy lasmayadi

di entitas penuh kawan si goby menyergah:" dimana ibuku"
aku menjawab lirih, di kebun...
goby gontai, karna rasa lapar mulai menggrogotinya


disuasana terik yang menyengat, bibirnya kering tak brsahabat
sembari aku mengelus aktivitasku, terpecik iba memoles kalbu
kugerakkan rasa menyambut prahara goby, untai tanganku mendekap
seteguk air, kuulurkan untuk membasahi kronkongannya
Oase srasa ditemukannya sambil mengangguk isyarat lega
goby terduduk dalam termenungnya mnghayal menerawang awan


usai sekolah yang ditempuh agak jauh dari kediamannya
goby anak klas 2 sekolah klas jauh selalu ditemani ketebatasan fasilitas
yang dia tau hanya sebatas alfabet tanpa bisa merangkainya
pesan sang ibupun tak dapat dimaksudkannya


Kuhampiri di kelusuhanya, dan kubacakan pesan yang ditorekan di secarik kertas dipintu rumahnya
" ibu kutip brondolan di ancak bapak"
Kuelus kepala sigoby, sebungkus wafer kuberikan padanya,
dikesayupan matanya ia membuka dan melahapnya


Tak lama waktu berselang ia pun tertidur dipenungguannya
aku melihat tubuh kecilnya bersandar di suatu komunitas afdeling
mungkin banyak lagi goby- goby lain yang menunggu di
kesendirianya, korban pencarian nafkah yang harus digapai orang tuannya.

*afdeling= Pemukiman karyawan didaerah perkebunan

afdeling juni 04

KELAPA SAWIT, IMPIAN INDONESIA

by: Edy Lasmayadi BR

Pembangunan pertanian merupakan perkembangan sistem pertanian baik dari segi teknis maupun ekonomis, yang notabene perkembangan infrastruktur dalam pertanian. Komitmen penjaga gawang pertanian dalam hal ini pemerintah seyogianya menjadi center line untuk tetap merencanakan dan merealisasikan maping pertanian dalam arti luas.

Kelapa sawit salah satu tanaman produktif yang dikembangkann secara “menasional” dua dasawarsa belakangan ini mendapat atensi serius secara bisnis dipasaran dunia. Market share tanaman ini sangat kompetitif dan derivat produk yang sangat bervariatif.

Apabila disinggungkan peningkatan perkembangan kelapa sawit terhadap perkembangan pertanian, tentunya pada dataran ini central diskursus lebih menitik beratkan pada kepedulian atau perhatian pemerintah terhadap kultur teknis dan tataniaga perkelapasawitan di Indonesia.

Dream of Indonesia

Impian adalah cita-cita yang tentunya harus ada power hasrat untuk merealisasikannya. Mengutip tersiar kabar dari pertemuan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) di jakarta obsesi Indonesia menjadi eksportir CPO terbesar di dunia pada tahun 2010. Keinginn ini perlu disambut baik dan positip, Karena apabila hal ini bisa direalisasikan dapat meningkatkan pembangunan pertanian di Indonesia melalui devisa yang dihasilkan-karena sekitar 70% poduksi CPO merupakan di eksport keberbagai negara. Dan tak pelak lagi penyerapan tenaga kerja pada sektor ini-pun akan meningkat.

Berkiblat dari impian ini, tentunya tidak semudah membalikan telapak tangan untuk mewujudkannya. Perlu di impoved profesionalitas menejemen bisnis maupun menejemen pemerintahan, Karena dalam membangun perkelapasawitan di negri ini diperlukan sinergisitas simultan antara pihak swasta (dalam hal ini pengusaha) dan pihak pemerintah ( yang diwakili Deptan).

Pemerintah serius dong...

Tidak ada negara terbelakang, yang ada hanya ketidakberesan atau ketidakseriusan dalam memerintah. Ingat ucapan tersohor dari Alfred Druker.Jika kita ingin mewjudkan impian terdepan dalam perkelapasawitan, tidak ada pilihan selain keseriusan dan kesungguhan untuk melakukannya.

Sebagai flashback, lihatlah masih banyak penanganan dan aturan kurang jelas mengenai kultur teknis dan tataniaga kelapa sawit. Petani kesulitan dalam mendapatkan benih unggul. Black order di balai penyediaan benih, bibit palsu dll. Tataniaga yang kelampun masih kerap kita temukan, harga sawit yang tidak kompetibel, pemangkasan TBS akibat salah kelolah pendirian izin PKS tanpa estate, kemurnian CPO yang disulap dan sebagainya.

Dengan sedikit contoh tsb kirannya masih banyak pekerjaan rumah pemerintah yang harus diselesaikan guna menyongsong impian di 2010. Beberapa hal yang perlu mendapat atensi untuk mewujudkan impian tsb antaranya :

1. Penyedian bibit unggul

Pemerintah perlu serius terhadap perkembangan teknologi dan penelitian genetika benih agar dihasilkan benih bermutu. Dalam hal ini bisa bekerja sama dgn pihak swasta dalam mendirikan pusat penelitian.Karena balai yang ada hingga saat ini belum mampu menyediakan seluruh benih yang dibutuhkan oleh konsumen (petani & perusahaan perkebunan), sehingga menimbulkan tingginya harga benih. Malah menurut catatan banyak masuknya benih import dari negara jiran Malaysia untuk pemenuhan kebutuhan.

2. Penyediaan informasi terpercaya dan up to date,

Tentang perkembangan budidaya kelapa sawit. Bentuknya bisa seperti leafeat atau folder yang di bagikan instansi pemerintah via Disbun ke petani atau perusahaan.Di samping calender even program traning yang difasilitasi oleh Disbun.

3. Penyediaan pupuk dan tataniaga pupuk

Mata rantai perdagangan pupuk perlu direview, guna menghidari kelangkaan dan variatifnya harga dipasaran. Subsidi pupuk yang tidak tepat sasaran. Untuk itu pelu dilakukan terobosan baru untuk pemasaran pupuk, seperti pengturan lalulintas perdagangan lokal, yakni perlu diatur perdangan perzona seperti zona Sumatra, Jawa, Kalimantan, Papua, Sulawesi dll. Sebagai konsekuensi perlu pemerintah menggandeng pihak swasta untuk mmbangun lagi pabrik pupuk pd daerah yang berpotensi. Dengan demikian subsidi pupuk dapat saja dihilangkan, dengan kompensasi pembangunan pabrik dan harga di tentukan mekanisme pasar.

4. Memperbaiki tataniaga penjualan TBS dan CPO.

Transaksi ini perlu dipantau efektif guna menghindari persaingan pasar yang tidak sehat, apalagi penerapan harga yang ditetapkan pengusaha pabrik CPO yang tidak memiliki estate/kebun. Pemerintah haus menetapkan floor price (harga dasar) dan ceiling price (harga tertinggi). Apalagi market harga yang ditetapkan tidak berada pada kisaran yang ditetapkan tadi, maka harus ada regulasi sanksi yang dijatuhkan. Terlebih pada pabrik yang tidak memiiki kebun, pemeritah harus memberikan deat line/batas waktu membangun kebun guna memasok kebutuhan pabriknya. Disamping itu pemerintah juga harus mengontrol etika bisnis yang dijalankan oleh pengusaha, seperti pengkalibrasian dan check control alat timbangan, serta mengamankan rantai pemasaran yang sudah carut arut karena ulah spekulan dan broker “tukang pangkas” TBS.

5. Perluasan areal perkebunan kelapa sawit yang tertata dan terprogram

Status tanah dan kepemilikan tanah yang ada pada saat ini banyak berada pada daerah abu-abu harus mendapat perhatian yang serius dai pemerintah. Kepemilikaan lahan masyarakat, hutan produksi, hutan pencadangan lahan banyak yang tidak sinkron dengan tata ruang pemerintahan daerah. Banyak lahan yang telah beralih fungsi dan terokupasi masyarakat setempat. Hal ini tentunya sangat meyulitkan bagi pengembang perkebunan untuk membuka lahan atau berinvestasi. Pemda seyogianya harus mereview tata ruang dengan instansi terkait (BPN, dinas perkebunan, dinas kehutanan.

6. Penyedian kredit untuk perkebunan kelapa sawit

Pegucuran kredit pola plasma di awali sekitar era 80-an, pada masa orde baru pencanangan ini banyak membantu rakyat kecil yang memiliki lahan tetapi tidak mampu mengelolahnya (pola KKPA). Diera ini pola kredit tersebut tidak digulirkan lagi. Flash back ini kiranya akan membuat pemerintah dapat mengevalusi ulang step yang telah dijalankan dan mereaktualisasikannya kembali. Banyak contoh keberhasilan petani plasma yang telah merasakan prograam ini. Namun ada baiknya program ini tetap di improve dan disupport dalam menjalankannya.

Telaah perspektif pembangunan pertanian khususnya dalam mencanangkan Indonesia menjadi eksportir CPO terbesar ini, sekali lagi ditekankan perlu sinergisitas tri lateral (Pemerintah, masyarakat dan pengusaha), untuk mewujudkannya. Disamping kesungguhan dari semua pihak, saya percaya tidak ada yang tidak bisa kita lakukan kalau semua pihak berada pada keinginan dan cita-cita mulia. Jayalah sawitku di Indonesiaku.

jambi 18 Juli 05

FUNGSI FERTILIZER


Created by: Edy Lasmayadi

Pupuk : adalah suatu bahan yang mengandung unsur hara yang diperlukan tanaman untuk memenuhi kebutuhan satu atau lebih unsur hara untuk perkembangan dan pertumbuhan secara maksimal.

Unsur hara (Nutrisi): unsur kimia yg diperlukan tanaman utk perkembangan & pertumbuhan optimal. Terdapt 16 unsur tanaman yaitu: C, H ,O ,N, P, K, Ca, Mg, S, B, Cl, Cu, Fe, Mn, Mo, Zn.

Unsur hara makro primer: N, P, K. Unsur hara makro sekunder: Mg, Ca, S. Unsur hara mikro: B, Cu, Zn, Cl, Fe, Mn, Mo.]. C, H, O disebut jg unsur hara makro dan sangat banyak di alam (atmosfiR)

PERANAN & SIFAT UNSUR HARA

NITROGEN (N)

Jenis pupuk: Urea [ CO (NH2)2 ] N= 45%, ZA/Zwavelzuur Ammonia [(NH4)2 SO4] N= 21% S= 24%

Peranan

1. menjadikan daun hijau segar dan byk mengandung klorofil yg berfungsi untuk proses fotosintesa
2. mempercepat pertbhan vegetatif (tinggi batang, anakan, tunas)
3. menambah kandungan protein dr hasil tanaman

Sifat: mobil, antagonis terhdp K & Fe. Diserap dlm btk NO3- (pd tanah krg) atau NH4+ (pd tnh basah), khlgan dr tnh mencpai 25-60%

Gejala defisiensi: daun dipercbgan atau pelepah yg di bwh memucat secara menyeluruh.

Status N dlm tanah: <0,20%>0,31 (T)
Status N dlm daun : <2,5%>2,7% (T)

FOSFOR (P)

Jenis pupuk : RP (batuan phospat), CIRP (P= 30-35%), TSP [5 Ca(H2PO4)2 P2O5= 46-48%. SP-36, P2O5= 36% . Mono Ammonium Phospat (MAP), P2O5= 52%, Di Ammonium Phosphat (DAP), P2O5= 46%

Peranan

1. memacu pertbhan akar 2. Mempercpt pertbhan tanaman terutama pd titik tumbuh, 3. mempercpt pertbhan bunga.4. menambah dy thn dr HPT.

Sifat:

mobil, sinergis dengan serapan N, diserap dalam btk H2PO4-, HPO4-, atau PO4-. Sangat mudah difiksasi Al & Fe. Kehilangan dr tnh sedikit (maksimal 10%).

Gejala defisiensi: Bercak ungu pd daun, tanaman krdil & daun menyempit walaupun masih cukup hijau, produksi tanaman menurun.

Status P dalam tanah; <16>25 ppm (Tinggi)
Status P daun sawit ; <0,155%>0,170% (Tinggi)

KALIUM (K)

Jenis pupuk: MOP (Muriate of Potash) = KCL(kalium klorida= potasim chloride ,K2O = 60%, Paten Kali (Kalium Sulfat= potasium sulfat) [K2SO4] K2O = minimum 30% reaksi masam

Peranan:

1 Meningkatkan turgor tanaman shg tanaman jagur/kuat
2. Katalisator berbagai kegiatan enzim dlm mtabolisme tanaman.
3. Membantu mempertahankan kadar air dlm tanaman
4. Meningkatkan kualitas hasil tanaman.
5. Mengurangi serangan HPT
6. Menstimulir serapan unsur hara lainnya oleh tanamanSifat: mobil, seringkali diserap tanaman dlm jlh brlebihan tp tidak merusak, antagonis terhadap N,Mg & Ca. Snyawanya sgt mdh larut dalam air. diserap dlm bentuk K+ mudah difiksasi mineral liat illit, kehilangan dr tanah berkisar 37-40%.

Gejala defisiensi: daun tu menguning pd bidang diantara tulang daun selanjutnya mnguning & mngering mulai ujung daun.

Status K dlm tanah: <0,40>0,80 m (Tinggi)
Status K dlm daun ; <0,80> 1,00% (Tinggi)

MAGNESIUM (Mg)

Jenis pupuk: Kieserit jerman [MgSO4H2O], MgO= 27%. Magnesium Sulfat [MgSO4H2O] MgO=25-27% btk butiran reaksi masam. Dolomit [CaCo3 MgCO3] MgO min 18% btk tepung reaksi basa.

Peranan:

1. Penyusunan klorofil an translokasi P dlm tanaman, 2 Bersama hara S & P meningkatkan kadar & kualitas minyak pada tanaman 3. Membantu aktivitas enzym dlm tanaman

Sifat:
mobil, antagonis terhadap K, diserap tanaman dlm btk Mg²+, kehilangan dari tanah berkisar 6-41%

Gejala defisiensi:

daun yg lebih tua memucat terus menuning & selanjutnya mengering mulai dr pinggir daun mengarah ke tengah. Pada daun yang terlindung, gejala ini kurang tampak.

Status Mg dlm tanah; <0,30>0,51 me (Tinggi)
Status Mg dlm daun : <0,20%>0,21-0,27% (S), >0,27% (Tinggi)

BELERANG (S)

Peranan:

1 Pembtk enzim & protein/sintesa asam amino 2. Membtk vitamin 3. membantu pembentukan klorofil 4. membantu dalam sintesa gula 5. Bersama P & Mg meningkatkan kualitas/kuantitas hsl minyak.

Sifat:
immobil, diserap dlm btk ion sulfur. Kehilangan dlm tanah cukup banyak.

Gejala defisiensi:
Daun berwarna kuning baik daun tua ataupun daun muda, setlah itu wrna kuning diikuti gejala bercak (nekrosis) teerpencar di daun dan klorosis (memucat) mulai dari ujung daun.

BORON (B)

Peranan:
Dalam metabolisme karbohidrat 2. dalam pembelahan sel 3. Pertumbuhan dan perkembangan serbuk sari

Sifat:
immobil, antagonis terhdp Ca, ketersediaan dlm tanah rendah jk pH terlalu tinggi atau rendah. Kehilangan dari tanah rendah. Kandungan dalam tanah gambut rendah. Diserap dlm btk ion Boron

Gejala defisiensi;
Anak daun memendek, aun tidak membuka, ujung daun rapuh & membtk seperti mata pancing.

Status B pada daun sawit: <12>18 ppm(Tinggi)

KLASIFIKASI PUPUK

1.Berdasarkan jumlah kandungan unsur hara
-Pupuk tunggal: ZA, RP. Pupuk Majemuk NPKMg 12-6-22-3

2. Bedasarkan intensitas kadar hara
-Kadar hara tinggi (>30%): urea (45% N),MOP (60% K2O),TSP (46% P2O5)
-Kadar hara sedang (20-30%) ZA (21%N, 23%S)
-Kadar hara rendah (20%). Dolomit (18% MgO)

3. Berdasarkan asal/pembuatan
-Pupuk alam: pupuk organik (pupuk kandang, pupuk hijau, kompos), RP, Dolomit
-Pupuk buatan: ZA, Urea, TSP, DAP

4. Berdasarkan reaksi kimia
-Bereaksi masam: ZA, K2SO4 (Paten Kali), MgSO4 (Kieserit)
-Bereaksi netral ; Urea, Kcl
-Bereaksi Basa ; RP,NaNO3, Dolomit

Nara sumber:
-
rahmad adiwiganda, Dr
- saifuddin Sarief, Dr

Rabu, 22 Oktober 2008

PARADIGMA KEBUN

by: Edy Lasmbayadi

Berbicara mengenai kebun, bagi kebanyakan orang akan beranggapan ada cangkul dan caping, tanpa standarisasi lain yang bersinggungan dengan modrenisasi. Paradigma ini yang tentunya sangat naif dan mindset yang dangkal sekali. Namun demikian perspektif ini bukan berarti keliru-keliru amat, karena memang alat-alat tersebut cukup familier di duniakebun/perkebunan.

Namun kiranya dalam headline ini saya ingin mengajak pembaca bahwasanya di dunia kebun yang notabene jauh dari keramaian dan cendrung "memihak keterasingan" bukan berarti "saujana" teknologi tidak menghampiri. Para pengambil keputusan kebun umumnya pemilik kebun, pekerja kebun di level supervisi keatas, atau toke-toke kebun kerap mengunakan akses internet untuk memantau perkembangan kebunnya, atau pergerakan harga pasar komoditi. Jadi Laptop atau komputer jinjing sekelas Sony Vaio atau Lenovo bukan barang langka lagi di seputar kobun (dialek orang kita batak bilang). Apalagi di zaman "nayaris tanpa sekat" ini, di sudut manapun sinyal-sinyal komunikasi mobile hampir seluruh terhampiri. Lantas "keterasingan" atau aliensi nyaris tak tertohok lagi tentunya. Di Perusahan Perkebunan Besar, apa lagi..., system report dan evaluasi Performance bukan hal baru lagi menggunakan akses internet , dimana server-server pengakses banyak terpasang di "kandang" kebunnya. Kebunpun bisa berubah jadi komunitas millis bagi penggandrung komunikasi dunia maya yang stay di lingkungan kebun.

Di sektor pendidikan orang kebun juga tidak mau kalah, beberapa Perusahaan Perkebunan yang care terhadap pencanangan kemajuan pendidikan banyak membantu melalui devisi Community Development (CD). Ambil contoh, seperti Pendirian sekolah unggulan atau membantu sekolah yang sudah berdiri dengan penambahan infrastruktur dan fasilitas-fasilitas pendidikannya. Hal ini merupakan salah satu program untuk memajukan masyarakat pekebun di sektor sumber daya manusia. Demikian juga dengan bidang olah raga, seingat saya waktu tinggal di Perkebunan daerah Sumut, tidak sedikit pemain Inti PSMS Medan mencomot dari club-club Sepak Bola yang dibina oleh Perusahaan Perkebunan. Tidak banyak berbeda dengan di Jambi ini_pun demikian adanya.

Paradigma kebun yang kerap menyembunyikan keterasingan kelihatanya harus sudah di up grade dengan kondisi pranata yang lebih kompleks lagi meskipun tidak sekomplek pranata sosial di perkotaan. Bahkan tidak jarang dengan lahirnya komunitas-komunitas kebun akan melahirkan pertumbuhan sektor ekonomi baru bagi berkumpulnya pedagang-pedagang sehinga terbentuk komunitas kota baru yang hadir di lingkungan tersebut. Bisa di bilang masyarakat kebun salah satu drive untuk memajukan sektor lain.

Kebun adalah salah satu miniatur dari pelbagai kegiatan masyarakat agraris di Indonesia, di sini pula banyak menciptakan masyarakat yang dapat menyumbangkan devisa bagi negara dan atau masyarakat yang menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat lainnya. Kebun juga merupakan salah satu penompang fondasi finansial ekonomi bangsa, yang memiliki nilai komparatif dari berbagai komoditi yang di hasilkan. Sawit, Karet, kopi, teh, ataupun komoditas yang lain cukup memiliki bergainning comodities dan market share di pasaran luar negeri, walaupun kita harus up grading dan improve lagi untuk menghasilkan product yang lebih baik.

Banggalah menjadi pekebun, karena di situ akan ada kompetensi dan exellence diri untuk pengembangan sektor perkebunan di negeri ini. Sejatinya kebun adalah bagian ladang ekspresi dan aktualisasi diri, ibarat pemain bola, kebun adalah lapangan bertanding untuk menciptakan gudang prestasi dalam kanca laga, laksana pembalap F1, kebun adalah sirkuit yang mengasyikkan untuk menciptakan pole position dan hattrick dalam suatu kompetisi. Seyogianya mari kita ciptakan kebanggaan sebagai pekebun sejati yang selalu mengedepankan produktivitas baik produktivitas kepribadian maupun komoditi. Bravo Kebun Kita...........